Harga Jagung Petani Anjlok, PT CPI Cabang Bima Siap Membeli Jagung Kering KA 15 Harga Rp4.400
Harga Jagung Petani Anjlok, PT CPI Cabang Bima Siap Membeli Jagung Kering KA 15 Harga Rp4.400
Tak Layak Lagi Dapat Bantuan, Penerima PKH dan BPNT 2024 Tahap 1 Ini Dicoret dari DTKS
Pemerintah mempercepat penyaluran bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tahap 1 tahun 2024 menjelang Pemilu
Minggu, 19 November 2023
LAYAK KAH SULTAN MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA MENJADI PAHLAWAN NASIONAL
Senin, 04 April 2022
Menyingkap Kisah Para Ncuhi di Dana Mbojo
Dana Mbojo Mantoi.
Ncuhi selain sebagai pemimpin kelompok masyarakat juga merupakan “High Priest” atau Pemuka Agama tertinggi di atas Sando (imam dan dukun dalam agama masayarakat Bima dulunya). Seorang Ncuhi di pilih dari seorang yang bijak dan berilmu oleh kelompoknya untuk memimpin mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Bouman, para Ncuhi itu pada hakekatnya adalah para tuan tanah yang berkuasa di wilayahnya masing-masing, yang kemudian dipersatukan oleh Maharaja Sang Bima menjadi satu kerajaan yang bercorak kehinduan. Seperti yang di kutip dalam Kerajaan Tradisional di Indonesia : Bima, 1997.
Dari berbagai wilayah Ncuhi juga mempunyai seorang pimpinan Ncuhi tertinggi yang memegang seluruh wilayah tertentu misalkan Ncuhi Banggapupa yang memegang wilayah Bima bagian Utara, sehingga dari semua Ncuhi yang bermukim di wilayah Utara jika ada masalah yang terjadi maka mereka akan menemui Ncuhi Banggapupa sebagai pemimpin tertinggi untuk melaporkan masalah dari wilayah mereka.
Para Ncuhi adalah para pemimpin yang memegang teguh musyawarah untuk membicarakan berbagai permasalahan dan perkembangan wilayah masing-masing. “Apabila ada persoalan yang perlu disimpulkan bersama, yang ada sangkut pautnya dengan kepentingan daerah bersama pula, maka berkumpulah mereka untuk memusyawarahkannya”, demikian tulis Ahmad Amin dalam Sejarah Bima. Sejarah Pemerintahan dan Serba Serbi Kebudayaan Bima.
Ncuhi juga mempunyai pimpinan tertinggi dari tiap wilayah masing-masing, para Ncuhi tertinggi ini hanya berjumlahkan 5 orang saja, yaitu :
1. Ncuhi Dara bagian Bima tengah.
2. Ncuhi Doro Wuni bagian Bima timur.
3. Ncuhi Banggapupa bagian Bima utara.
4. Ncuhi Parewa bagian Bima selatan.
5. Ncuhi Bolo bagian Bima barat.
Setelah masuknya era Kerajaan, tugas dan wewenang para Ncuhi tetap pada semula di tiap wilayahnya mereka. Seorang Putra Mahkota sebelum di angkat menjadi Raja, mereka terlebih dahulu di gembleng oleh Para Ncuhi tertinggi dan di ajarkan dari masing-masing keahlian yang di kuasai oleh Ncuhi untuk mengenal tanah leluhurnya.
Dalam kepercayaan masyarakat Bima bila para Ncuhi meninggal maka roh sucinya akan menjadi Waro yaitu roh leluhur yang menjaga mereka. Ncuhi sangat di hormati oleh masyarakat karena kewibawaan dan bijak, setelah masuknya Kerajaan, Kesultanan, hingga terbentuknya Indonesia, seorang Ncuhi tetap di angkat dari keturunan para Ncuhi yang sebelumnya. Di tahun 1983 seorang Antropology dari Universitas Of Pennsylvania yang bernama Peter Just saat meneliti tentang Donggo, dia masih bertemu dengan seorang Ncuhi terakhir di Donggo yang bernama La Honte.
Sejarah Dan Asal-Usul WADU NTANDA RAHI
Sejarah Dan Asal-Usul WADU NTANDA RAHI
Mbojo Mantoi.
Ada sebuah legenda yang menceritakan tentang kesetiaan seorang istri kepada sang suaminya akhirnya menjadi batu, cerita ini berasal dari Dana Mbojo (Dompu / Bima) ~ Cerita legenda Wadu Ntanda Rahi diyakini banyak terdapat di seluruh pelosok Mbojo. Masyarakat Sanggar meyakini bahwa di sanalah tempat cerita Wadu Ntanda Rahi itu. Namun Inti atau hakikat ceritanya hanyalah satu yaitu tentang kesetiaan seorang istri dalam mengarungi bahtera hidup berumah tangga. Ia menjadi batu karena ingin mengabdikan cinta dan kesetiaannnya kepada sang Suami yang telah merantau dan tenggelam di lautan luas Pada suatu hari seorang istri yang sangat menyayangi sang suami, pergi keatas bukit gunung untuk melihat suaminya yang pergi berlayar… Tapi sebelum dia pergi ke atas bukit banyak orang-orang di tempatnya itu yang melarang dia untuk keatas sana namun dia tidak mendengarka nasehat dari orang-orang itu, malah menjalankan keinginannya itu untuk melihat suaminya walaupun banyak orang yang melarang, dia tidak perduli dengan semua itu………
~ Akhirya dia kesana denga keinginan yang tinggi karena semua ini yang dia lakukan adalah sebagai tanda pengabdian dan kesetiaan terhadap sang suami…. Setelah nyampe di atas bukit gunung dia berdiri dengan lelah, cemas, bahkan melamun sambil memikir dan melihat kearah tempat sang suaminya berlayar … Akhirya seorang istri itu berubah menjadi batu hingga sampai sekarang ini, entah apa kesalahan dan dosa yang dia perbuat sehingga dia bisa berubah menjadi batu … Mulai waktu itulah orang-orang disekitar itu memberi nama kepada batu tadi dengan Wadu Ntanda Rahi ( Batu Memandang Suami)
wadu: batu
ntada: melihat/memandang
rahi: suami
dana: tanah/daerah
mbojo: Bima
Bima adalah salah satu Kabupaten diujung timur Pulau Sumbawa Propnsi Nusa Tenggara Barat.