Harga Jagung Petani Anjlok, PT CPI Cabang Bima Siap Membeli Jagung Kering KA 15 Harga Rp4.400. |
PT. CPI BIMA di Desa Monggo, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima, NTB. |
BIMA, Info Dana Mbojo - Gejolak harga komoditi hasil pertanian kerap terjadi di Bima-Nusa Tenggara Barat (NTB). Tak segan, para petani di berbagai wilayah melakukan aksi protesnya.
Seperti yang terjadi saat ini, para petani bersama mahasiswa menggelar aksi demonstrasi akan anjloknya harga jagung. Tak hanya aksi demo, sejumlah wilayah terjadi blokade jalan guna menuntut Pemerintah turun tangan mengatasi keluhan tersebut.
Baca Juga :
Menjawab tuntutan masyarakat petani, PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI) Bima, mencoba menguraikan problem yang dihadapi petani saat ini, setelah sebelumnya pabrik jagung itu kembali aktif usai libur lebaran.
Terlebih, pasca bulan ramadhan, masa panen raya komoditi jagung penjualan di petani sangat meningkat.
Hal tersebut disampaikan pula Humas Resousresource Development/ Personalia General Affair HRDHRD-PGA PT. CPI Tbk Muhammad Solihin saat ditemui media ini pada selasa (16/04/2024) malam.
Tak tega melihat jeritan para petani, Muhammad Solihin pun mengupdate harga jagung teratas atau tertinggi yang telah ditentukan Pemerintah Pusat melalui Kementerian terkait.
Menurutnya, harga jagung yang sesungguhnya kurang terekspos dari kalangan petani sehingga miskomunikasi pun terjadi. Hal ini pula banyak pihak yang memanfaatkan petani dengan membeli komoditi jagung harga batas bawah (murah).
"Branding yang dimainkan tak lain dengan harga terbawah, sedangkan harga tertinggi adalah Rp 4.400 per perkilogram dengan (KA) kadar air 15 porsen tidak terekspos. Dan PT CPI Cabang Bima siap membeli jagung petani dengan harga Rp 4.400 perkilogram," katanya.
Baca Juga :
Sementara itu, berdasarkan pantauan pula, ditengah anjloknya harga jagung saat ini, banyak pihak yang mengira ada mafia dibalik itu semua.
Jeritan petani bahkan tak ada yang mendengarnya. Hal demikianlah yang membuat petani jagung murka hingga kerap berujung aksi demonstrasi dan blokade jalan di berbagai tempat.
Aksi blokade jalan disaat keterpurukan melanda kaum petani, tak lain menuntut Pemerintah menaikan kembali harga komoditi jagung dan bahkan meminta pemerintah agar tidak melindungi para mafia.
Salah satu dugaan mafia yang berbisnis mencari untung besar tak lain yakni oknum pengepul atau tengkulak.
"Oknum pengepul dan tengkulak salah faktor yang memainkan harga jagung. Branding yang dimainkan tak lain dengan harga terbawah, sedangkan harga tertinggi adalah Rp 4.400 perkilogram dengan kadar air (KA) 15 porsen tak diekspos," ungkap salah seorang sumber yang meminta namanya dirahasiakan.
Menurutnya, jika berdasarkan harga terupdate, selisih harga batas bawah dan batas atas lumayan jauh. Jika selisih batas atas diterapkan pada petani, mungkin tidak terlalu merugikan petani jagung.
"Namun semua harga jagung tentu berdasarkan kadar air. Jika saja petani langsung menjual hasil jagungnya di pabrik atau membawa langsungnya ke gudang, mungkin tak serendah yang diambil oleh para mafia yang bekerja di lapangan," tuturnya.
0 comments:
Posting Komentar